.

.

Yang Terbaru

[VIDEO] Membantah Kalam Filsafat: Zakir Naik - Allah Tidak Bisa Melakukan Semua Perkara?

https://muslimahsalafiyat.blogspot.co.id



Disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Ibrahim Muhammad bin Umar as-Sewed hafizhahullah

(Durasi: 8:08)

Versi Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=Xp5XvYoXOCI
Download video dalam pelbagai Versi:
https://savemedia.com/watch?v=Xp5XvYoXOCI

Himpunan Video AlFawaaidNet
http://bit.ly/Vid_AlFawaaidNet

________

MEMBANTAH KALAM FILSAFAT: ZAKIR NAIK - ALLAH TIDAK BISA MELAKUKAN SEMUA PERKARA?

Penanya (Eddie):
Sesetengah orang berkata, Tuhan yang Maha Besar, Dia mengetahui segala seuatu, Dia mempunyai kuasa atas semua perkara, Dia bisa melakukan apa saja, apakah maksudnya? Maka mereka mengatakan Tuhan bisa melakukan apa saja, jadi mengapa Dia tidak bisa menjadi seorang manusia? Apa komen anda tentang ini?

Zakir Naik:
“Ini merupakan penjelasan yang sering disampaikan. Yakni mengapa kita membatasi kuasa Tuhan? Tuhan bisa melakukan apapun dan segala sesuatunya. Jadi mengapa kita membatasi kuasa Tuhan Yang Maha Besar?

Dan saya sampaikan kepada mereka, agar dapat menjelaskan, saya bersetuju Tuhan bisa melakukan apapun dan segala sesuatunya. Dan kamu mengatakan Tuhan bisa menjadi manusia?

Jika saya bersetuju dengan kamu Tuhan bisa menjadi manusia, kamu harus sadar bahwa sebaik saja Tuhan menjadi manusia, Tuhan tidak lagi menjadi Tuhan. Kamu mengatakan Tuhan bisa menjadi apapun, tidak mengapa tetapi kamu tidak bisa mengatakan terdapat Tuhan-manusia.

Kalau anda mengatakan terdapat Tuhan-manusia, yakni Tuhan yang menjadi manusia dan memiliki kuasa Tuhan, maka ini tidak masuk akal.

Mengapa?
Kerana secara definisi, Tuhan ialah Abadi. Manusia akan mati. Antara salah satu, seorang manusia yang abadi dan manusia yang akan mati. Anda tidak bisa mempunyai manusia yang abadi dan bakal mati pada masa yang sama. Ini tidak memberikan sebarang arti. “

Penanya:
“Ini tidak masuk akal.”

Zakir Naik:
“Ini tidak masuk akal, Tuhan yang Maha Besar tidak mempunyai permulaan, manusia mempunyai permulaan. Kamu tidak bisa mempunyai seseorang yang mempunyai permulaan dan tidak mempunyai permulaan pada masa yang sama, ini tidak memberikan sebarang arti.

Tuhan yang Maha Besar tidak mempunyai pengakhiran, manusia mempunyai pengakhiran. Anda tidak bisa mempunyai seseorang yang tidak mempunyai pengakhiran dan mempunyai pengakhiran pada masa yang sama. Ini tidak memberikan sebarang arti.

Ini seperti dengan memberitahu “aku seorang yang tinggi rendah”. Anda hanyalah salah satu, tinggi ataupun rendah.”

Zakir Naik:
“Ia adalah ... Ia adalah ... kamu tidak bisa menggunakan perkataan tinggi-rendah sama sekali. Antara salah satu, tinggi, rendah ataupun sederhana. Tidak wujud manusia tinggi-rendah, gemuk-kurus. Semisal dengan hal ini, tidak mungkin akan wujud tuhan-manusia.

Misalnya, Tuhan yang Maha Besar tidak butuh makan, manusia butuh makan. “

Penanya:
“Ya.”

Zakir Naik:
Dalam Surah al-An’am, Surah ke-6, ayat ke-14, “… Dia pula yang memberi makan dan bukan Dia yang diberi makan?” . Kita sebagai manusia, membutuhkan istirahat and tidur. Tuhan yang Maha Besar tidak membutuhkan istirahat dan tidur.

Dalam Al-Qur’ān, Surah Al-Baqarah, Surah ke-2, ayat ke-255, “ Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Tetap hidup, Yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekalian makhlukNya). Yang tidak mengantuk usahkan tidur. Yang memiliki segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. “

Maka, jika saya mengedepankan penjelasan bahwa Tuhan bisa melakukan apapun dan segala sesuatunya, jika saya bersetuju, maka Tuhan bisa menipu. Walau bagaimanapun, menipu itu bukan sifat keTuhanan. Ketika saatnya Tuhan melakukankan sebuah penipuan, maka Dia tidak lagi menjadi Tuhan.

Situasi ini sama jika anda mengatakan, Tuhan menjadi manusia, jika saya bersetuju, baiklah, namun Dia hilang kuasa sebagai Tuhan. Kalau Dia hilang kuasa sebagai Tuhan, apakah fungsi kita menyembahNya sebagai seorang manusia? Seperti saya dan kamu (Eddie). Yang seorang manusia menjadi Tuhan, pada esok hari saya dan kamu bisa menjadi Tuhan. Dan soalan saya yang seterusnya, jika Tuhan menjadi manusia, siapakah yang bakal mengambil alih dunia untuk kita berdua?

Jika saya bersetuju dengan penganut Kristian, Tuhan menjadi manusia, siapakah yang bakal mengambil alih dunia? Jadi manusia akan terus mereka berlegar dengan persoalan sebegini. Tambahan pula, jika saya bersetuju dengan penjelasan bahwa “Tuhan bisa melakukan apapun dan segala sesuatunya, Tuhan bisa menjadi tidak adil, sifat itu bukan sifat keTuhanan.

Allāh berfirman dalam Al-Qur’ān, Surah an-Nisa, Surah ke 4, ayat ke 40 “Sesungguhnya Allah tidak sekali-kali menganiaya (seseorang) ….”. Saat Tuhan menjadi tidak adil, Tuhan tidak lagi menjadi Tuhan. Jika saya bersetuju dengan penjelasan bahwa Tuhan bisa melakukan apapun dan segala sesuatunya, Tuhan bisa lupa, sifat lupa bukan sifat keTuhanan.

Allāh berfirman dalam Surah Taha, surah ke-20, ayat ke-52, “ … Dia juga tidak pernah lupa.”

Saat Tuhan lupa, Dia tidak lagi menjadi Tuhan.
Perkara yang sama bagi Tuhan bisa membuat kesilapan. Berbuat kesilapan bukan sifat keTuhanan.

Dalam al-Qur’ān, Surah Taha, surah ke-20, ayat ke-52, “ … Tuhanku tidak pernah keliru … “. Saat Tuhan melakukan kesilapan, Dia tidak lagi menjadi Tuhan. Tiada di mana-mana dalam Al-Qur’ān mengatakan Allāh bisa melakukan apapun dan segala sesuatunya.

Apa yang terdapat dalam Qur’ān?
“Bahawasanya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu?” – Surah Al-Baqarah, Surah ke-2, ayat ke 106, 109, 284, ; Surah Ali Imran ; surah ke 3, ayat ke 29 ; Surah An-Nahl, surah ke-16, ayat ke-77 ; Surah Fatir, surah ke-35, ayat pertama.

Dalam beberapa tempat dalam Al-Qur’ān, Allāh berfirman, " إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ " ; “Sesungguhnya, Allāh Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.”

Itulah sebab Allāh berfirman dalam Surah Al-Buruj, surah ke-85, ayat ke-16, “Yang berkuasa melakukan segala yang dikehendakinya.”

Apa saja yang Allāh inginkan, maka Dia bisa melakukannya, tetapi Allāh tidak akan melakukan perkara yang tidak bersifat keTuhanan seperti menipu, melakukan kesilapan, menjadi seorang manusia.

Jadi apa yang Tuhan ingin lakukan, Dia bisa melakukannya. Adapun, untuk mengatakan Tuhan bisa melakukan apapun dan segala sesuatunya, ini tidak logis.


Perhatikan bagaimana Zakir Naik telah menggiring para pengikut dan pendengarnya untuk mengikuti syubhat kaum filsafat ketika berbicara tentang sifat Allah. Yang menjadi pertimbangan beliau adalah logis akal. ~Allahul musta'aan~

Seterusnya dengarkan penjelasan berikut dari Al-Ustadz Abu Ibrahim Muhammad bin Umar as-Sewed hafizhahullah, menyingkap hakekat yang sebenarnya tentang Kalam Filsafat yang dipakai oleh Zakir Naik dan orang-orang seperti beliau hadahumullah...


Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, (Ada) syubhat na'uzdubillah.. syaithoniyah, sering berkata, membisikan:

"Siapa yang menciptakan ini? siapa yang menciptakan kamu?" Allah..

Kemudian bertanya,
"Siapa yang menciptakan Alloh?"

Ucapkan:
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ..

Ucapkan:
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ..

Itu syaithon yang berbicara! Karena dia manyamakan antara Khaliq dengan makhluq, dengan satu pertanyaan.

Yang ditanya siapa yang Menciptakan. Itu makhluq, sedangkan Allah Al-Khaliq (pencipta-pen). Baarokallohu fiikum.

Maka stop sampai di situ, dan ucapkan :

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ..

Jangan kamu layani ucapan seperti itu !!

Yang sejenis ini adalah kalimat, "Apakah Allah bisa menciptakan yang lebih besar dari Dirinya?"

Ini juga sama. Kalau mengatakan tidak bisa berarti Allah tidak BerKuasa, kalau dikatakan bisa berati ada yang lebih Besar dari Allah Subhanahu wa ta'ala.

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ..

Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh,
ini juga syubhat yang sama..

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ..

Allah Maha Kuasa, bisa berbuat apapun sekehendak-Nya !! Tapi, apakah Allah mau...?

Hati-hati, tadi syubhatnya sesungguhnya rawan atau rapuh sekali. Allah Maha Kuasa, Bisa berbuat apapun. "Berarti dia bisa menciptakan (yang lebih besar-pen)?" Kalau Allah kehendaki, tapi Allah tidak akan..

... kan begitu, selesai.. Nggak ada yang lebih besar dari Allah Subhanahu wa ta'ala.

Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, jangan sampai terbawa fitnah ini akhirnya mengucapkan kalimat sesat seperti kalimatnya Zakir Naik, yang katanya ahli debat..

Bahwa "Aku memiliki 100 (1000-pen) perkara yang Allah tidak bisa melakukannya."

❌ Astaghfirulloh,
ini ucapan-ucapan yang mengerikan,
❌ Ucapan yang na'udzubillah,
❌ Ucapan yang bertentangan dengan ucapan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Al Qur`an berkali-kali….

إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬

"Allah atas segala sesuatu Maha Kuasa"

= "Maha bisa"

Dan ini iman!! Siapa yang tidak percaya, kafir.. Ini iman, ini aqidah!! Siapa yang tidak percaya bahwa Allah 'ala kulli syai`in qadir, berarti dia kafir..

Ikhwanifiddiin a'azzakumullah, Alhamdulillah..

Sesungguhnya syubhat-syubhat yang seperti itu sering disebarkan oleh kaum filsafat..

Makanya,
❌ jangan belajar dari Plato,
❌ jangan belajar dari Aristo (teles-pen),
❌ jangan belajar dari orang Yunani.

✅ Belajar dari Al-Qur`an wa sunnah,
✅ Belajar dari para ulama salaf,
✅ Belajar dari para shahabat dan tabi'in,
✅ Belajar dari para imam-imam. Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, belajar dari mereka para aimmah... Na'am.

Ditranskrip oleh;
Syabab Majmu'ah Al-Ukhuwah As-Salafiyyah
3 Rajab 1437H

Sumber:
[1] https://youtu.be/Yf5lm3aDhgY
[2] http://bit.ly/1Lr3AxM

__________

Klik “JOIN” Channel Telegram
http://bit.ly/ukhuwahsalaf
http://bit.ly/ForumBerbagiFaidah
http://bit.ly/Alfawaaid


#VideoFawaid #Manhaj #Bantahan #zakir_naik
BELAJAR MANHAJ SALAF (channel & whatsapp BMS)
Situs kami :